Detak Kutai Timur Dalam Genggaman.

Hubungi Kami

Pisang Kepok Grecek Jadi Peluang Ekonomi Baru di Kutai Timur

Pisang Kepok Grecek Jadi Peluang Ekonomi Baru di Kutai Timur

KUTIMONLINE.COM, Sangatta – Pisang Kepok Grecek sebagai salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DPTPHP) Kutim berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pisa kepok grecek.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (Kadis TPHP) Dyah Ratnaningrum menyampaikan luas kebun pisang Kepok Grecek di Kutim pada tahun 2022 tercatat sudah mencapai 1.820 hektare, dengan produksi yang mengesankan, yakni mencapai 1.650 ton per bulan. Angka tersebut menandakan potensi besar dari sektor pertanian pisang yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

"Potensi pisang Kepok Grecek ini luar biasa. Dengan optimisme yang tinggi, kami yakin komoditas ini bisa menjadi salah satu pilar ekonomi yang membawa kesejahteraan bagi petani," ucap Dyah, di Sangatta, belum lama ini.

Ia menjelaskan pisang kepok grecek mudah ditanam di berbagai jenis tanah, juga memiliki pasar yang luas, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor.

Dia menyebutkan bahwa ini adalah panggilan untuk seluruh elemen masyarakat agar bersinergi dalam memanfaatkan potensi pertanian yang ada.

“Mari kita manfaatkan peluang ini. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik. Masyarakat yang memiliki tanah dan kebun, ayo kita tanam pisang Kepok Grecek. Ini bukan hanya peluang usaha, tetapi juga bagian dari keberlanjutan pertanian kita,” tambahnya.

Seruan ini memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat yang tengah berjuang menghadapi tantangan ekonomi. Keberhasilan pertanian pisang Kepok Grecek diharapkan tidak hanya dapat memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dalam jangka panjang, komoditas ini diharapkan mampu menjadi pendorong utama peningkatan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan baru, serta menstabilkan perekonomian lokal.

Kehadiran inisiatif ini sangat berarti, terlebih di tengah upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Kutim. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat, Desa-desa di Kutim diproyeksikan akan menjadi pusat produksi pisang Kepok Grecek yang terkenal.

Ini bukan hanya soal hasil pertanian, tetapi juga soal menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada sektor lain yang lebih terbatas.

"Ini adalah langkah menuju masa depan yang lebih sejahtera. Tidak hanya sekadar berorientasi pada keuntungan sesaat, tetapi juga memastikan keberlanjutan pertanian yang ramah lingkungan dan menguntungkan semua pihak," kata Dyah.

Jika upaya ini berhasil, maka bukan tidak mungkin pisang Kepok Grecek akan menjadi salah satu komoditas unggulan yang tidak hanya meningkatkan perekonomian Kutim, tetapi juga dapat menjadi kebanggaan bagi Indonesia di pasar global. (adv)